Rabu, 01 Juni 2011

“Indonesia dalam denting sasando”


Sasando adalah sebuah alat musik tradisional yang berasal dari pulau rote, NTT. Musik ini hamper tenggelam ditengah lalu lintas musik industry. Instrumen petik yang menjadi salah satu kekayaan bumi yang penting di Nusantara itu nyaris tak di dengar oleh khalayak di Negeri sendiri.
Sasando berasal dari bahan yang memang terkesan sederhana. Sasando tradisional menggunakan 9 dawai yang terpasang pada tabung bamboo. Karena itulah sasando digolongkan sebagai jenis Tube Zither/Siter tabung. Sebagai resonator digunakan daun lontar muda yang ditangkupkan sehingga membentuk rongga setengah lingkaran.
Sasando dimainkan dengan cara dipangku dan dipetik dengan jari-jari kedua tangan. Sasando ini termasuk instrument yang unik dengan system tangga nada heksatonik/enam nada yang mana melodinya berbeda dengan musik yang lain di Indonesia.

1.         Bagaimana perkembangan alat musik sasando ditengah gemuruhnya serbuan musik barat??
Jawab :
“Perkembangan Musik sasando, haruslah sejalan dengan perkembangan zaman.      Bagaimana tidak, sasando itu adalah alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Rote NTT. Perkembangan musik sasando dengan pola tata bunyi musik pop. Nyanyian sasando itu terdengar sangat aneh. Sebaiknya tidak boleh mencampur musik sasando dengan musik Barat, karena dengan demikian akan membuat cirri khas sasando itu hilang”
2.       Bagaimana pendapatmu tentang inovasi yang dilakukan terhadap sasando?
Jawab :
“Pada zaman sekarang para remaja lebih menyukai musik pop daripada musik tradisional, jadi apabila musik sasando dikombinasikan dengan musik Barat dengan tidak mengubah cirri khas musik sasando”
3.       Denting sasando nyaris tak terdengar oleh khalayak di Negeri sendiri. Menurutmu benarkah hal ini terjadi dan mengapa sipenulis artikel berpendapat demikian?
Jawab :
“Hal ini terjadi karena musik sasando sudah jarang dimainkan apalagi di tengah masyarakat. Bahkan remaja zaman sekarang ada yang tidak mengetahui bagaimana bunyi musik sasando tersebut. Jadi, untuk mengatasi hal demikian seringlah mengadakan festival musik agar para remaja mengenal musik sasando tersebut”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar